Sabtu, 19 Juli 2008
JawabanNya Indah Sekali
pulau yang kecil
dan tidak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya,
dan setiap hari dia mengamati langit dan mengharapkan pertolongan, tetapi
tidak ada sesuatupun yang datang.
Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu
apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa
barang
yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke
gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar dan asapnya mengepul ke
langit.
Dan yang paling parah pria itu kehilangan semua miliknya.
Dia sedih dan marah pada Tuhan dan berseru: "Tuhan, teganya Engkau
melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi-pagi keesokan harinya, dia
terbangun
oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk
menyelamatkannya.
"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada
penyelamatnya.
"Kami melihat tanda asap yang berasal dari pulau ini", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita
tidak boleh goyah, karena Tuhan tetap bekerja didalam hidup kita, juga
ketika
kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar,
itu adalah "tanda asap" bagi kuasa Tuhan untuk bekerja. Ketika ada kejadian
negatif terjadi dalam hidup ini, kita harus berkata pada diri kita
sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian
tersebut.
Kamu berkata : Itu tidak mungkin.
Tuhan berkata : Tidak ada hal yang mustahil bagiKu. (Lukas 18:27)
Kamu berkata : aku terlalu capai.
Tuhan berkata : Aku akan memberikan kelegaan padamu. (Matius 11:28)
Kamu berkata : Tidak ada seorangpun yang mencintai aku.
Tuhan berkata : Aku mengasihimu. (Yohanes 3:16 ; Yohanes 13:34)
Kamu berkata : Aku tidak bisa meneruskan.
Tuhan berkata : Kasih karuniaKu cukup. (2 Korintus 12:9 Mazmur 91: 15)
Kamu berkata : Aku tidak mengerti.
Tuhan berkata : Aku akan menuntun langkah-langkahmu. (Amsal 3:5-6)
Kamu berkata : Aku tidak bisa melakukannya.
Tuhan berkata : Kamu bisa melakukan semuanya. (Filipi 4:13)
Kamu berkata : Ini tidak berharga.
Tuhan berkata : Itu akan berharga. (Roma 8:28)
Kamu berkata : Aku tidak bisa memaafkanmu.
Tuhan berkata : Aku memaafkanmu. ( 1Yohanes 1:9 ; Roma 8:1)
Kamu berkata : Aku tidak bisa mengatasi.
Tuhan berkata : Aku akan menyediakan kebutuhanmu. (Filipi 4:19)
Kamu berkata : Aku takut.
Tuhan berkata : Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan. (II Timotius 7)
Kamu berkata : Aku selalu kuatir dan frustasi.
Tuhan berkata : Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaku. (I Petrus 5:7)
Kamu berkata : Aku tidak mempunyai iman yang kuat.
Tuhan berkata : Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya. (Roma 12:3)
Kamu berkata : Aku tidak pandai.
Tuhan berkata : Aku memberikan padamu hikmat. (I Korintus 1:30)
Kamu berkata : Aku merasa sendirian.
Tuhan berkata : Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. (Ibrani 13:5)
Wartakanlah ini pada siapa saja yang membutuhkan, Saya percaya ada
saat-saat dimana kita merasa "gubuk" kita terbakar.? (John 1:6)
Rabu, 09 April 2008
Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil
mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang
menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh,
dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh
rasa bangga dan prestise.
Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar
sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu
diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil
yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan
anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.
"Buk....!!!!" Aah..., ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan
yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu.
Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
"Cittt...." ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram,dimundurkannya
mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan.
Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu
dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati.
Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Ditariknya
anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan di pojokkannya
anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
"Apa yang telah kau lakukan!?!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!"
Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu
tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel
untuk memperbaikinya". Ujarnya lagi dengan kesal dan geram,tampak ingin
memukul anak itu.
Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf.
"Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi
harus melakukan apa". Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon
ampun.
"Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau
berhenti...."
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi
menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada
kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya
tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau
menolongku.
Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.." Kini,ia
mulai terisak.
Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai
tercenung itu.
"Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah,kakakku
terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya."
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Amarahnya mulai
sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak yang
sedang mengerang kesakitan. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu
menelan ludah.
Segera dia berjalan menuju lelaki tsb, di angkatnya si cacat itu menuju
kursi rodanya.
Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di
lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan
bahwa mereka akan baik-baik saja.
"Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan Bapak."
Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar
menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang
mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguarmiliknya.
Dtelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores itu oleh lemparan
batu tsb, sambil merenungkan kejadian yang baru saja dilewatinya.
Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman
tadi menghentakkan perasaannya.
Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk
membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia
menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat: "Janganlah melaju dalam
hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk
menarik perhatianmu."
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan
dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan
melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu
hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk
menyelaraskannya untuk melihat sekitar?
Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita.
Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari
setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam
urusan,memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal
yang melintas.
Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita
mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita.
Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang
melemparkan
batu-batu itu buat kita.